Edukasi Pertolongan Pertama pada Keracunan Makanan dan Zat Korosif yang Tertelan di SMK Tirtayasa Jakarta
Abstract
Keracunan makanan sangat mudah terjadi apabila tidak cermat dalam menyimpan ataupun memasak makanan. Gejala keracunan makanan dapat terlihat setelah beberapa menit, jam, atau hari setelah mengonsumsi makanan yang terkontaminasi. Gejala dan tanda keracunan seperti mual, muntah, sakit tenggorokan dan pernafasan, kejang perut, diare, gangguan penglihatan, perasaan melayang, paralysis, demam, menggigil, rasa tidak enak, letih, pembengkakan kelenjar limfe, wajah memerah dan gatal – gatal akibat mengkonsumsi pangan yang diduga mengandung cemaran biologis atau kimia. Kondisi keracunan dan tertelan zat korosif dapat membahayakan dan membutuhkan penanganan segera. Sehingga penting sekali kita dapat melakukan pertolongan pertama pada keracunan makanan dan zat korosif yang tertelan untuk mencegah kecacatan organ bahkan kematian. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan guru dan siswa/i mengenai pertolongan pertama pada keracunan makanan dan zat korosif yang tertelan sehingga kejadian tersebut dapat dikendalikan dengan cepat karena keracunana makanan merupakan keadaan darurat medis yang dapat menyebabkan kerusakan sel dan fungsi tertentu tubuh akibat konsumsi zat atau makanan yang mengandung racun. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini yaitu daring dengan penyampaian edukasi penyuluhan melalui zoom meeting dan pembagian leaflet dalam bentuk soft file yang dibagikan ke email masing-masing peserta pengabdian masyarakat dan diakhiri dengan tanya jawab.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Hadiwiyoto S. Keracunan, Alergi dan Intoleran Makanan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press; 2021.
Al-Faruq MAA. Pertolongan Pertama pada Keracunan Makanan. [Thesis]. ITSKes Insan Cendekia Medika Jombang; 2022.
Mustika S. Keracunan Makanan: Cegah, Kenali, Atasi. Malang: Universitas Brawijaya Press; 2018.
Suarjana I, Agung AAG. Kejadian Luar Biasa Keracunan Makanan (Studi Kasus di SD 3 Sangeh Kabupaten Badung). J Skala Husada (The J Heal. POLTEKKES DENPASAR; 2013;10(2):144–8.
Nurjannah N. Tingkat Pengetahuan Orangtua Tentang Penanganan Keracunan Makanan pada Anak Usia Sekolah di SD N 1 Sidodadi Masaran Sragen. [Thesis]. Universitas Kusuma Husada Surakarta; 2020.
Fitriana NF. Gambaran Pengetahuan Keracunan Makanan. J Kesehat Tambusai. 2021;2(3):173–8.
Arisanti RR, Indriani C, Wilopo SA. Kontribusi Agen dan Faktor Penyebab Kejadian Luar Biasa Keracunan Pangan di Indonesia: Kajian Sistematis. Ber Kedokt Masy. Gadjah Mada University; 2018;34(3):99–106.
World Health Organization. WHO Estimates of The Global Burden of Foodborne Diseases: Foodborne Disease Burden Epidemiology Reference Group 2007-2015. Geneva: World Health Organization; 2015.
Handoyo A, Yuli Kusumawati SKM, Artika Fristi Firnawati SKM. Studi Kasus Kejadian Luar Biasa Keracunan Pangan di Desa Jembungan Kecamatan Banyudono Boyolali. [Thesis]. Universitas Muhammadiyah
Selinaswati S. Peran Sekolah dalam Antisipasi Keracunan Pangan Jajanan Anak Sekolah-PJAS. J Socius J Sociol Res Educ. 2017;4(2):126–33.
Ismail N. Keracunan Makanan. Kuala Lumpur: Utusan Publications; 2000.
Arisman. Keracunan Makanan: Buku Ajar Ilmu Gizi. Jakarta: EGC; 2009.
Putra AA, Septarini NW, Subrata IM. Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Perilaku Pencegahan Kejadian Keracunan Makanan Pasca KLB Keracunan Makanan. Com Heal. 2018;5(2):73–9.
Yusof AMM, Rahman NAA, Haque M. Knowledge, Attitude, and Practice Toward Food Poisoning among Food Handlers and Dietetic Students In a Public University in Malaysia. J Pharm Bioallied Sci. Wolters Kluwer--Medknow Publications; 2018;10(4):232.
World Health Organization. Foodborne Disease: A Focus for Health Education. Geneva: World Health Organization; 2000.
DOI: https://doi.org/10.33085/.v3i2.5608
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Sponsored/Supported by:
Contact Person:
Jl. Kapt Sumarsono 107, Helvetia, Medan, Sumatera Utara-20124, Indonesia
Hp: +6285276779848. Tel: (061) 42084606