Perbandingan Kecepatan Penyembuhan Luka Sirkumsisi dengan Teknik Konvensional dan Electro Cauter

Erika Pasaribu, Rahma Fridayana Fitri

Abstract


Prinsip-prinsip sirkumsisi adalah asepsis, eksisi yang memadai dari lapisan kulit preputial luar dan dalam, hemostasis, perlindungan glans dan uretra, dan kosmesis. Tujuannya untuk mengekspos glans yang cukup untuk mencegah phimosis atau paraphimosis. Teknik sirkumsisi yang lazim digunakan seperti teknik konvensional (dengan menggunakan pisau dan gunting), maupun teknik sirkumsisi dengan menggunakan electro cauter (kauterisasi). Tingginya minat masyarakat dalam melakukan sirkumsisi dengan menggunakan teknik electrocauter semakin besar karena dipercaya cepat sembuh daripada dengan sirkumsisi dengan teknik konvensional. Oleh karena itu penelitian dilakukan untuk menilai perbandingan kecepatan penyembuhan luka sirkumsisi dengan teknik konvensional dan electrocauter. Jenis penelitian yang digunakan adalah uji independen sample T-Test tidak berpasangan pada acara pengabdian masyarakat khitanan massal di Radio Indah Suara kecamatan Perbaungan. Besar sampel 144 orang (72 orang dilakukan sirkumsisi dengan teknik konvensional dan 72 orang dengan teknik electrocauter) yang memenuhi kriteria. Adapun tingkat penyembuhan luka dinilai dari fase inflamasi, proliferasi dan maturasi, secara makroskopis pada hari ke-6. Hasil penelitian didapatkan bahwa rata-rata penyembuhan luka lebih cepat pada teknik sirkumsisi electro cauter (kauterisasi) yaitu 6.71 hari dibandingkan dengan rata-rata penyembuhan luka pada teknik sirkumsisi konvensional yaitu 7.25 hari dengan nilai Sig.(2-tailed) < 0,05 yaitu 0.021. Kecepatan penyembuhan luka sirkumsisi dengan teknik kauter lebih cepat dibandingkan dengan teknik konvensional karena dapat mencapai hemostasis yang lebih baik, dan lebih disukai karena memperpendek prosedur dan mengurangi masalah perdarahan dengan pemakaiannya. Namun, dalam penelitian klinis sulit menemukan data tentang kecepatan penyembuhan luka sirkumsisi dengan analisis histopatologis

Keywords


Penyembuhan luka, Sirkumsisi, Konvensional, Elektrokauter

Full Text:

PDF

References


Blank S, Brady M, Buerk E, Carlo W, Diekema D, Freedman A, et al. Male circumcision. Pediatrics. 2012;

Fazel R. Biomedical Engineering - From Theory to Applications. 2012.

WHO. Global prevalence of male circumcision. Male circumcision Glob trends Determ prevalence, Saf Accept. 2007;

Drain PK, Halperin DT, Hughes JP, Klausner JD, Bailey RC. Male circumcision, religion, and infectious diseases: An ecologic analysis of 118 developing countries. BMC Infect Dis. 2006;

Mokal N, Chavan N. Modified safe technique for circumcision. Indian J Plast Surg. 2008;

Gerharz EW, Haarmann C. The first cut is the deepest? Medicolegal aspects of male circumcision. BJU International. 2000.

WHO. Male circumcision under local anaesthesia. Man Male Circumcision under Local Anaesth. 2009;

Abdulwahab-Ahmed A, Mungadi IA. Techniques of male circumcision. Journal of Surgical Technique and Case Report. 2013.

Barrett SL, Vella JM, Dellon AL. Historical development of bipolar coagulation. Microsurgery. 2010;

Advincula AP, Wang K. The evolutionary state of electrosurgery: Where are we now? Current Opinion in Obstetrics and Gynecology. 2008.

Karaman MI, Zulfikar B, Özturk MI, Orhan K, Akyüz M, Fikret B. Circumcision in bleeding disorders: Improvement of our cost effective method with diathermic knife. Urol J. 2014;

Karaman MI, Zulfikar B, Caskurlu T, Ergenekon E. Circumcision in hemophilia: A cost-effective method using a novel device. J Pediatr Surg. 2004;

Massarweh NN, Cosgriff N, Slakey DP. Electrosurgery: History, principles, and current and future uses. Journal of the American College of Surgeons. 2006.

Altokhais T. Electrosurgery use in circumcision in children: Is it safe? Urology Annals. 2017.

Singh S, Young A, McNaught CE. The physiology of wound healing. Surgery (United Kingdom). 2017.

Peters RT, Fisher R. Paediatric circumcision using bipolar diathermy. Annals of the Royal College of Surgeons of England. 2009.

Lane JE, O’Brien EM, Kent DE. Optimization of thermocautery in excisional dermatologic surgery. Dermatologic Surg. 2006;

Voutsalath MA, Bichakjian CK, Pelosi F, Blum D, Johnson TM, Farrehi PM. Electrosurgery and implantable electronic devices: Review and implications for office-based procedures. Dermatologic Surgery. 2011.

Méndez-Gallart R, Estévez E, Bautista A, Rodríguez P, Taboada P, Armas AL, et al. Bipolar scissors circumcision is a safe, fast, and bloodless procedure in children. J Pediatr Surg. 2009;

Saracoglu M, Ozturk H, Zengin T, Kerman HS. Comparison of thermal cautery-assisted circumcision with the conventional technique. Hum Androl. 2014;

Arslan D, Kalkan M, Yazgan H, Ünüvar U, Şahin C. Collective circumcision performed in Sudan: Evaluation in terms of early complications and alternative practice. Urology. 2013;




DOI: https://doi.org/10.33085/jkg.v3i2.4579

Refbacks

  • There are currently no refbacks.



Sponsored/Supported by:

                     

Contact Person:

Hasanah Pratiwi Harahap
Department of Magister of Public Health, Faculty of Public Health, Institut Kesehatan Helvetia.
Jl. Kapt Sumarsono 107, Helvetia, Medan, Sumatera Utara - 20124, Indonesia.
Hp: +6282 3659 99629. Tel/Faks: (061) 42084606
Email: kesehatanglobal@helvetia.ac.id.