Hubungan Berat Badan Dengan Kejadian Anemia Remaja Putri di Kabupaten Boyolali

Yatty Destani Sandy, Didik Gunawan Tamtomo, Dono Indarto

Abstract


Latar Belakang; Masalah kesehatan global yang masih cukup tinggi pada remaja putri yaitu Anemia. Beberapa faktor penyebab anemia adalah usia menarche, obesitas, serta kurangnya asupan zat besi. Remaja putri yang memiliki berat badan lebih mengalami anemia karena penimbunan lemak di dalam jaringan adipose yang akan berpengaruh terhadap peningkatan kadar hepsidin sehingga mengganggu absorbsi besi di dalam tubuh. Tujuan; Menganalisis hubungan berat badan dengan kejadian anemia pada remaja putri di Kabupaten Boyolali. Metode; Observasional analitik dengan desain cross sectional. Populasi adalah seluruh remaja putri SMA di Boyolali. Sampel sebanyak 90 remaja putri dengan menggunakan teknik Multi Stage Sampling. Pengumpulan data berat badan diukur dengan antopometri dan pengukuran kadar hemoglobin menggunakan metode cyanmethemoglobin. Data di analisis menggunakan uji statistik chi square. Hasil; Sebanyak 51,1% remaja putri mengalami anemia dengan obesitas. Obesitas ditemukan  pada 87,8% remaja putri dengan berat badan lebih. Remaja putri dengan berat badan lebih berisiko untuk mengalami anemia sebanyak 6,273 kali (p = 0,013). Kesimpulan; Berat badan berhubungan positif dengan kejadian anemia. Remaja putri diharapkan dapat mengontrol berat badan dan mengkonsumsi makanan yang mengandung tinggi zat besi. Penyediaan suplementasi zat besi dimasukkan ke dalam program UKS.


Keywords


Anemia; Berat Badan; Remaja Putri

Full Text:

PDF

References


Tarwoto. Kesehatan Remaja problem dan solusinya. Jakarta: Salemba Medika; 2010.

Lukman AD, Haedari A, Hasmi E. Remaja Hari Ini Adalah Pimpinan Masa depan. Jakarta: BKKBN; 2004.

Afrianti D, Garna H, Indradinata P. Perbandingan status besi pada remaja perempuan obes dengan gizi normal. Sari Pediatri. 2012;14(2): 97-103.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013. Jakarta; 2013.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2013.

Lopez, A.C.C., Osendarp, S.J.M., Boonstra, A.M., Aeberli, I., Salazar, F.G., Feskens, E., Villalpando, S., dan Zimmermann M. Obesity and Iron Deficiency in Mexico. Am J Clin Nutr.

Sayogo. Gizi Remaja Putri. Jakarta: EGC; 2006.

Kapil U, Sareen N. Prevalence of anemia amongst overweight and obese children in NCT of Delhi. Indian Journal of Community Helath. 2014;26(3):295-297.

World Health Organization. Overweight and Obesity. World Health Organization; 2015.

Pramono A, Sulchan M. Kontribusi makanan jajan dan aktivitas fisik terhadap kejadian obesitas pada remaja di kota Semarang. Jurnal Gizi Indonesia. 2014;2(2):59-64.

Shah, T., Purohit, G., Nair, S.P., Patel, B., Rawal, Y., Shah, R.M. .Assessment of obesity, overweight and its association with the fast food consumption in medical students. Journal of Clinical and Diagnostic Research. 2014;8(5):5-7.

Damopolii, W., Mayulu, N., Masi G. Hubungan Konsumsi Fastfood Dengan Kejadian Obesitas Pada Anak Sd Di Kota Manado. Jurnal Keperawatan. 2013;1(1):1-7.

Aeberli I. Overweight children have higher circulating hepcidin concentrations and lower iron status but have dietary iron intakes and bioavailability comparable with normal. International Journal Of Obesity. 2009;33(10):1111-1117




DOI: https://doi.org/10.33085/jdg.v3i2.4744

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.