Hubungan Kualifikasi Coder dengan Kesesuaian Kode Diagnosis Rawat Jalan Berdasarkan ICD-10 di Puskesmas Gempol
Sari
Pendahuluan: Ketidaksesuaian coding di Indonesia masih sering terjadi dibeberapa fasyankes tingkat pertama, salah satunya di Puskesmas Gempol. Kode diagnosa yang tidak sesuai karena tidak dilakukan sesuai kaidah coding menurut ICD-10. Ketidaksesuaian kode diagnosis diduga oleh kualifikasi yang tidak sesuai. Tujuan: Tujuan dari penelitian yakni menganalisis kualifikasi coder dengan kesesuaian kode dagnosis rawat jalan berdasarkan ICD-10. Metode: Jenis penelitian yaitu analitik kuantitatif dengan desain cross sectional. Populasi subjek yakni seluruh petugas coder diagnosis rawat jalan dan populasi objek adalah dokumen yang dikode oleh petugas pada bulan 21 Maret – 4 April 2022. Sampel pada penelitian ini berjumlah 7 orang coder dan 245 berkas dengan teknik consecutive sampling. Hasil: Analisis bivariat menggunakan uji chi square dengan continuity correction menunjukkan bahwa p=0,001 (nilai p<0,05) yang berarti ada hubungan antara kualifikasi coder dengan kesesuaian kode diagnosis rawat jalan di Puskesmas Gempol. Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian, disarankan petugas mengikuti pelatihan khusus pengkodean diagnosis penyakit guna meningkatkan kualifikasi coder dan menunjang kesesuaian kode diagnosis penyakit.
Kata Kunci
Teks Lengkap:
PDF (English)Referensi
WHO. International Statistical Classification Of Diseases And Related Health Problems ICD-10: Instruction Manual. World Heal Organ. 2016;2:252.
Janah FM. Hubungan Kualifikasi Coder dengan Keakuratan Kode Diagnosis Rawat Jalan Berdasarkan ICD-10 di RSPAU Dr S Hardjolukito Yogyakarta 2015. [Skripsi] : Universitas Muhammadiyah Surakarta; 2015.
Budiarti A, Iskandar S. Pengaruh Kinerja Petugas Rekam Medis terhadap Keakuratan Pengkodingan Fraktur. Manaj Kesehat Yayasan RS Dr Soetomo. 2021;7(1):1–8.
Irmawati I, Nazillahtunnisa N. Keakuratan Kode Diagnosis Penyakit Berdasarkan ICD-10 pada Rekam Medis Rawat Jalan di Puskesmas. J Rekam Medis dan Inf Kesehat. 2019;2(2):100.
Kementerian Kesehatan RI. Permenkes RI No 55 tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pekerjaan Perekam Medis. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2013.
Kementerian Kesehatan RI. Penetapan Standar Kode Data Bidang Kesehatan. Jakarta: Kemenkes RI; 2006.
Ifalahma D. Hubungan Pengetahuan Coder dengan Keakuratan Kode Diagnosis Pasien Rawat Inap Jaminan Kesehatan Masyarakat Berdasarkan ICD-10 di RSUD Simo Boyolali. J Ilm Rekam Medis dan Inform Kesehat. 2013;3(2):14–26.
Maimun N, Natassa J, Trisna WV, Supriatin Y. Pengaruh Kompetensi Coder terhadap Keakuratan dan Ketepatan Pengkodean Menggunakan ICD 10 di Rumah Sakit X Pekanbaru Tahun 2016. KESMARS J Kesehat Masyarakat, Manaj dan Adm Rumah Sakit. 2018;1(1):31–43.
Arikunto S. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Cet ke-13. Jakarta: Rineka Cipta; 2010.
Hidayat AAA. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Ed. II. Jakarta: Salemba Medika; 2014.
Kementerian Kesehatan RI. Permenkes RI No 377/MenKes/SK/III/2007 tentang Profesi Perekam Medis dan Informasi Kesehatan. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2007. p. 16.
Rahmawati EN. Hubungan Antara Kelengkapan Informasi Medis dengan Keakuratan Kode Diagnosis Tuberculosis pada Dokumen Rekam Medis Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi. [Skripsi] : Universitas Muhammadiyah Surakarta; 2016.
Kurnianingsih W. Hubungan Pengetahuan Coder dengan Keakuratan Kode Diagnosis Pasien Rawat Jalan BPJS Berdasarkan Icd – 10 di Rumah Sakit Nirmala Suri Sukoharjo. J Manaj Inf dan Adm Kesehat. 2020;3(1):18–24.
Isnaini VA. Strategi Perbaikan Ketidaktepatan Kodefikasi Berkas Rekam Medis Pasien Rawat Jalan Berdasarkan ICD-10 dengan PDCA di Puskesmas Sukodono Lumajang. Pros Semin Rekam Med dan Inf Kesehat. 2019;1(1):7–8.
Widodo. Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar; 2015.
DOI: https://doi.org/10.33085/jrm.v5i2.5341
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.