Analisa Kinerja Petugas TB (Tuberculosis) di Rumah Sakit yang Telah Dilatih Program HDL (Hospital Dots Lingkage) di Kota Medan

Dilla Fitria

Sari


Tuberkulosis sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia, terutama di negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Strategi DOTS (Directly Observed Treatment Shortcourse) yang direkomendasikan oleh WHO merupakan pendekatan yang paling tepat saat ini dan harus dapat dilaksanakan secara sungguh-sungguh dengan melakukan pengawasan dan pengendalian pengobatan penderita. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan faktor predisposisi yaitu pengetahuan, pelatihan, sikap, motivasi; faktor pemungkin yaitu sarana dan prasarana atau fasilitas; maupun faktor penguat yaitu pengawasan dan pembinaan Direktur Rumah Sakit (kepemimpinan) terhadap kinerja petugas rumah sakit terhadap pelaksanaan strategi DOTS pada pasien TB di rumah sakit yang telah dilatih Program HDL (Hospital DOTS Lingkage) di Kota Medan. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian adalah seluruh petugas P2TB di rumah sakit yang telah memperoleh pelatihan program HDL dari Dinas Kesehatan terdiri dari 3 profesi yaitu dokter, paramedis, dan petugas laboratorium dengan total sebanyak 42 orang, maka seluruh populasi diambil sebagai sampel. Tahapan analisis data yaitu univariat, bivariat dan multivariat dengan menggunakan uji regresi logistik ganda. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh pengetahuan (p=0,009), motivasi (p=0,045), sarana dan prasarana (p=0,013) dan kepemimpinan (p=0,016) terhadap kinerja petugas dalam pelaksanaan strategi DOTS. Variabel yang paling dominan memengaruhi kinerja petugas adalah pengetahuan dengan nilai koefisien regresi 4,196. Petugas yang memiliki pengetahuan cukup, motivasi tinggi, sarana dan prasarana cukup dan kepemimpinan cukup memiliki probabilitas sebesar 99% untuk kinerja yang baik. Diharapkan rumah sakit perlu berkomitmen dalam mendukung pelaksanaan P2TB dengan cara menginstruksikan, melakukan supervisi, memberikan reward, direktur langsung mengawasi pelaksanaan DOTS di rumah sakit. Dinas Kesehatan Kota Medan agar dapat melengkapi sarana maupun prasarana.


Kata Kunci


Kinerja, Pengetahuan, Pelatihan, Motivasi, Sarana dan Prasarana, Kepemimpinan

Teks Lengkap:

PDF (English)

Referensi


Departemen Kesehatan RI. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis. DOTS Expansion Project. Sumatera Utara; 2002.

Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis. Jakarta; 2011.

Kementerian Kesehatan RI. Pedoman Manajerial Pelayanan Tuberkulosis dengan strategi DOTS di Rumah Sakit. Jakarta; 2010.

http://www.ppti.info/2012/09/TB-di-Indonesia-peringkat -ke-5.html.

Laporan Situasi Terkini Perkembangan Tuberkulosis di Indonesia Tahun 2011. Jakarta; 2012.

(Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara. Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Utara 2011. Sumatera Utara; 2012.

Singarimbun M, Effendi S. Metode Penelitian Survai. Kedelapan. Jakarta: Lembaga Penelitian, Pendididkan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES); 2008.

Purba JSR. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Petugas Gizi Puskesmas di Kota Pontianak dan Kabupaten Pontianak Tahun 1999/2000. Progr Pascarjana Fak Kesehat Masy Univ Indones Jakarta. 2001;

Syahputra A. Pengaruh Karakteristik Individu dan Organisasi Terhadap Kinerja Petugas Penanggulangan dan Pemberantasan Penyakit (P2P) dalam Penanggulangan Demam Berdarah Dengue (DBD) di Dinas Kesehatan Kota Lhoksmawe Tahun 2009. Program Pascasarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. 2009.

Nurmawilis N. Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Kayrawan di RSUD Rokan Hulu Propinsi Riau. Program Pascarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Medan. 2008.

Munawaroh. Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Terhadap Kinerja Petugas Pengelola Obat di Puskesmas Kota Subusussalam tahun 2011. Program Pascarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Medan. 2012.




DOI: https://doi.org/10.33085/jrm.v3i2.4953

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.