Identifikasi Bakteri dan uji Sensitivitas Bakteri terhadap Antibiotik serta Evaluasi kualitatif Antibiotik pada Pasien Infeksi Saluran napas bawah di RSUD Dr. Pirngadi Medan
Abstract
Pendahuluan: Laporan WHO (World Health Organization) tahun 2012 menyebutkan bahwa infeksi saluran napas bawah terutama pneumonia menduduki peringkat keempat sebagai penyebab kematian tertinggi di dunia dan sekaligus penyebab utama kematian dari golongan penyakit infeksi. Tujuan: dari penelitian ini yaitu mengidentifikasi bakteri penyebab infeksi saluran napas bawah, sensitivitas (kepekaan) bakteri terhadap beberapa antibiotic serta mengevaluasi secara kualitatif penggunaan antibiotik pasien infeksi saluran napas bawah di ruang rawat inap paru dan ruang rawat inap penyakit dalam RSUD dr.Pirngadi Medan. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional dan dilakukan secara prospektif terhadap pasien infeksi saluran pernapasan bawah di ruang rawat inap penyakit paru dan ruang rawat inap penyakit dalam RSUD dr.Pirngadi Medan. Hasil: Bakteri penyebab pada pasien infeksi saluran napas bawah yaitu P. aeruginosa (25,53%), K. pneumoniae (17,02%), Proteus sp (14,89%), S. aureus (12,77%), E. coli (10,64%), S. pneumoniae (10,64%), H.influenzae (8,51%). Uji sensitivitas antibiotik terhadap bakteri penyebab infeksi saluran napas bawah menunjukkan bahwa gentamisin merupakan antibiotik yang paling sensitif. Antibiotik yang resisten terhadap bakteri penyebab infeksi saluran napas bawah adalah kloramfenikol. Kesimpulan: Evaluasi kualitatif penggunaan antibiotik pada pasien infeksi saluran napas bawah di ruang rawat inap paru dan penyakit dalam tidak rasional sebesar 34 % pasien (kategori 1-kategori 6), sedangkan yang rasional sebesar 66 %
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, (2005). Pola Penyakit 50 Peringkat Utama di Rumah Sakit di Indonesia tahun 2005. Jakarta:Depkes RI
Parhusip, R. S. (2004). IdentifikasiBakteriPadaInfeksiSaluranNapasBawah. Diunduhdari http://www.library.usu.ac.id/download/fk/paru-parhusip3.pdf
Ramadhaniati., (2007). MikroorganismePenyebabInfeksiParu Non TuberkulosisdanKepekaannyaTerhadapBeberapaAntibiotikadi Laboratorium RS Dr. M. Djamil Padang padatahun 2007. Tesis. Padang :UniversitasAndalas.
Kumala, S., Dimas, A.M., Mardiastuti. (2010). Resistensi Antibiotik Terhadap Isolat Bakteri Dari Sputum Penderita Infeksi Saluran Napas Bawah. Jurnal Farmasi Indonesia. 5(1): 24-32
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), (2004). Pneumonia, Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia. Hal.87-95
Landia, S., Retno, A., dan Makmur, M., S., (2006). Buku panduan Divisi Respirologi Bagian Ilmu Kesehatan anak FK UNAIR RSUD dr.Soetomo; Surabaya.Hal.96
Katzung, B. G, Masters, S. B., dan Trevor A. J. (2009). Basic and Clinical Pharmacology. Edisi 10. New york : McGraw-Hill. Hal.127-129
Djojodibroto, R.,D. (2007). Respirologi. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
Falcone, M., Venditti, M., Shindo, Y., Kollef, M.H. (2011). Healthcare-associated pneumonia: diagnostic criteria and distinction from community-acquired pneumonia. International journal of Infect Diseases. 15. Hal. 545-550.
Fattah, A.M.M. (2008). Nosocomial pneumonia: risk factors, rates and trends. Eastern Mediterranean Health Journal. 14. Hal. 546-555.
Brunton, L., Parker, K., dan Blumenthal, D., Buxton, I. (2008). Goodman and Gilman’s Manual Farmakologi dan Terapi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Chambers, H. F. (2004). Basic and Clinical Pharmacology. Edisi 9. Singapore : McGraw-Hill P.734-51
Lampiris, H.W.,dan Maddix, D.S., (2012). Basic and Clinical Pharmacology. Edisi 12. New York : McGraw-Hill
Arnold, F. W. (2004). Improving Antimicrobial Use : Longitudinal Assesment of an Antimicrobial Team Including a Clinical Pharmacist. Journal Management Care Pharmacy. 10:152-58
Winston, L.G dan Deck, D.H. (2012). Sulfonamid, Trimetoprim, and Quinolone. Basic and Clinical Pharmacology. Edisi 12. New York : McGraw-Hill
Pamungkas, M. (2009). Identifikasi Drug Related Problem Kategori Ketidaktepatan Pemilihan Obat, Dosis dan Interaksi Obat Pasien Dewasa Asma Rawat Inap RSUD Dr. Moewardi Surakarta Tahun 2007. Skripsi. Surakarta: Unversitas Muhammadiah Surakarta
CDC, (2014). Antibiotic Prescribing. Available from : http://www.cdc.gov/media/releases/2014/p0304-poor-antibiotic prescribing.html
Chambers, H.F. (2001). Basic and Clinical Pharmacology. Edisi 8. New York : McGraw-Hill
Craig, W. A. (2006). Pharmacokynetics and Pharmacodynamics general concepts and Applications. Newyork :Marce Dekker Inc. Hal.23
Spellber G, Blaser M, Guidos RJ, et al. Combating antimicrobial resistance : Policy recommendations to save lives. Clinical Infectious Disease (2011) ; 52 (Suppl 5)
Goff DA, Bauer KA, Mangino JE. Antimicrobial stewardship management of infections : Beyond the cost of antimicrobials. Pharmacy Practice News. McMahon Publishing. (August 2012)
Deck DH dan Winston LG, Aminoglicosides and spectinomycin. In : Katzung BG, ed. Basic and Clinical Pharmacology. 13 edition. USA : McGraw-Hill, (2015). Page 799-806
Petri, WA. Jr. (2013) Penicillins, cephalosporins, and beta lactam antibiotic. 12 edition. New York : McGraw-Hill. Page 215
CLSI—Clinical and Laboratory Standards Institute (2012) Performance Standards for Antimicrobial Susceptibility Testing. Twenty-Second Informational Supplement. M100-S22.
http://antimicrobianos.com.ar/ATB/wp-content/uploads/2012/11/M100S22E.pdf
Gyssens, I. C. (2014). Audit for Monitoring the Quality of Antimicrobial Prescription, Dalam: Gould, I. M., Van der Meer, penyunting, Antibiotic Policies: Theory and Practice. New York: Kluwer Academic Publishers. Hal.197-22
DOI: https://doi.org/10.33085/jdf.v5i3.4980
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Sponsored/Supported by:
Contact Person:
Jl. Kapt Sumarsono 107, Helvetia, Medan, Sumatera Utara-20124, Indonesia
Hp: +6281262445695. Tel: (061) 42084606